Dalam bursa
saham, prediksi pasar saham merupakan isu yang penting bagi pelaku transaksi
modal untuk membantu mereka mengambil keputusan yang tepat dalam bertransaksi.
Prediksi pasar saham dilakukan dengan memanfaatkan teknologi data mining. Data
mining untuk prediksi pasar saham merupakan contoh aplikasi next generation
data mining karena data yang ditangani dalam data mining untuk prediksi pasar
saham bersifat time series.
Ada tiga prediksi yang dapat dilakukan dalam pasar saham, yaitu
prediksi level atau harga indeks saham pada suatu waktu, prediksi arah gerak
saham dan prediksi return sebuah saham. Prediksi pasar saham yang dibahas dalam
makalah ini dibatasi untuk prediksi level atau harga indeks saham dan prediksi
arah gerak saham. Untuk menangani data pasar saham yang bersifat time series,
diperlukan beberapa modifikasi pada neural network yang digunakan untuk
melakukan prediksi dalam pasar saham.
Time series
data merupakan sekuens data yang nilainya berubah setiap interval waktu
tertentu. Time series data dapat dipresentasikan dalam bentuk grafik atau kurva
yang menunjukkan fungsi sebuah variabel data terhadap satuan waktu. Grafik yang
dibangun dapat dimanfaatkan untuk menganalisis trend atau pola pada time-series
data.
Ada dua tujuan
utama analisis trend yaitu untuk memodelkan time series data dan untuk
memprediksi time series data. Yang dimaksud dengan memodelkan time series data
adalah menemukan mekanisme atau faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya
time series. Yang dimaksud dengan memprediksi time series data adalah
memprediksi nilai variabel time series pada suatu waktu yang akan datang.
Neural network
merupakan model learning yang menyerupai sistem neuron pada makhluk hidup.
Pembelajaran dengan neural network awalnya dikembangkan oleh para psikolog dan
neurobiolog yang ingin membuat dan menguji komputasi dengan menggunakan analogi
neuron.
Neural network
terdiri atas sekumpulan unit input dan output yang terhubung satu dengan
lainnya dan masing-masing hubungan antar unit mempunyai bobot. Setiap unit
input dan output pada network merupakan bagian dari sebuah lapisan/layer dalam
network. Sebuah neural network dapat mempunyai tiga atau lebih lapisan, yaitu
satu lapisan input, satu atau lebih lapisan tersembunyi dan satu lapisan
output.
Tahap learning
pada neural network mencakup evaluasi dan penyesuaian kembali bobot setiap
hubungan antar unit di dalam network sehingga tuple-tuple data yang masuk ke
dalam network dapat diberi kelas atau label yang tepat.
Neural network
dapat digunakan baik untuk memprediksi level atau harga indeks saham, arah
gerak saham, maupun return yang diperoleh dari saham. Prediksi yang akan
dibahas pada makalah ini adalah prediksi level atau harga indeks saham pada
suatu waktu tertentu dan prediksi arah gerak saham.
Prediksi pertama
yang akan dilakukan adalah prediksi level atau harga indeks saham pada suatu
waktu tertentu di masa yang akan datang. Data yang digunakan untuk melakukan
prediksi ini adalah data salah satu perdagangan saham pada batasan waktu tertentu.
Neural network
yang digunakan untuk melakukan prediksi level atau harga indeks saham adalah
backpropagation network. Langkah pertama yang dilakukan adalah membangun neural
network. Berdasarkan data training yang digunakan, lapisan input pada network
hanya terdiri atas tiga unit neuron. Lapisan output network terdiri atas
sembilan neuron. Artinya, ada sembilan kemungkinan nilai hasil prediksi yang
dapat diperoleh dari tiga nilai masukan data ke lapisan input. Untuk menentukan
jumlah neuron pada lapisan tersembunyi network, digunakan teorema Kolmogorov.
Sesuai dengan
algoritma backpropagation, setelah data diproses dalam network dan keluar
di lapisan output, dilakukan penghitungan kesalahan dari lapisan output terus
sampai ke lapisan input. Dari penghitungan kesalahan yang terjadi, bobot pada
setiap hubungan antar neuron diperbaiki. Biasanya dalam penghitungan bobot yang
baru pada network dimanfaatkan aturan Widrow-Hoff atau aturan Least Mean
Square. Namun, pada eksperimen dengan time series data ini, aturan yang
digunakan adalah Delta Rule dengan momentum α.
Momentum α
pada penghitungan bobot ini menyatakan sebuah konstanta. Jika pengubahan bobot
terakhir mengarah pada satu arah tertentu, maka momentum α akan mempunyai
kecenderungan untuk membuat pengubahan bobot berikutnya mengarah ke arah yang
sama.
Berdasarkan
hasil eksperimen dengan menggunakan learning rate = 1 dan momentum α = 0.7 saat
training, diperoleh hasil prediksi yang cukup akurat.
Selain dengan
backpropagation network, prediksi level atau harga indeks saham dapat pula
memanfaatkan model neural network lainnya. Model lain yang dapat digunakan
adalah feed forward network, multilayer perceptron network dan generalized feed
forward network.
Prediksi yang
selanjutnya akan dilakukan adalah prediksi arah gerak saham. Prediksi arah
gerak saham bertujuan untuk menentukan perilaku yang dilakukan terhadap sebuah
saham berdasarkan posisi harganya. Biasanya perilaku yang dilakukan dapat
berupa membeli, menjual atau menahan kepemilikan akan saham tersebut.
Model neural
network yang digunakan untuk memprediksi saham ini adalah feed forward neural network
(FNN). Model learning
FNN tidak banyak berbeda dengan model learning Backpropagation Neural Network.
Hanya saja, pada FNN, penghitungan bobot yang optimal untuk setiap penghubung
dalam network tidak dilakukan secara mundur seperti pada backpropogation neural
network.
Model FNN akan
menghasilkan output berupa nilai harga indeks saham, yang selanjutnya
menentukan kelas arah gerak yang sesuai. Ada tiga kelas arah gerak yang
didefinisikan, yaitu buy, hold, dan sell. Masing-masing kelas ini didefinisikan
sebagai arah gerak pasar saham apabila harga indeks saham mencapai ambang batas
tertentu. Nilai ambang batas tersebut ditentukan sendiri oleh pihak yang
melakukan transaksi modal, berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya.
Langkah
pertama yang dilakukan dalam prediksi arah gerak saham dengan menggunakan FNN
adalah membangun model klasifikasi FNN yang digunakan. Setelah lapisan output
menghasilkan nilai keluaran, dilakukan penghitungan kesalahan dalam jaringan
yang akan digunakan untuk menghitung kembali bobot setiap penghubung dalam
jaringan.
Fungsi
penghitungan kesalahan yang digunakan dalam prediksi ini dimodifikasi dari
fungsi penghitungan kesalahan Ordinary Least Squares (OLS) yang banyak digunakan pada FNN. Modifikasi
dilakukan dengan tujuan menitikberatkan penghitungan untuk memprediksi arah
gerak time series dan bukannya nilai time series.
Jika biasanya
pembobotan dilakukan dengan memberi penalti besar pada prediksi yang bernilai
salah, maka pada eksperimen ini skema pembobotan yang dilakukan adalah : bobot
bernilai δ jika arah gerak hasil prediksi benar, dan 1 jika arah gerak hasil
prediksi salah. Nilai δ bergantung kepada distribusi data yang digunakan untuk
membangun model FNN.
Dengan
menggunakan pembobotan di atas,
dilakukan modifikasi terhadap fungsi penghitungan kesalahan. Selain modifikasi fungsi penghitungan kesalahan,
proses training FNN pada prediksi ini juga menggunakan algoritm optimasi global
dengan memperhitungkan pengaruh kondisi antar bursa saham.
Jika
dibandingkan dengan algoritma FNN yang biasa, performansi algoritma yang dimodifikasi
lebih baik untuk memprediksi arah gerak saham.